
Sebenarnya, kader PMII banyak yang kritis dalam melihat ketimpangan dan ketidak adilan. kita rasa PMII masih kaya akan teologi gerakan, tetapi teologi gerakan hanya di wacanakan tak pernah dilaksanakan, didiskusikan akan tetapi tak di pribumisasikan dan diperdebatkan tetapi tidak pernah mempengaruhi praktek aktifitasnya. meskipun ada, ya presentasenya sedikit Karena salama ini yang di kedepankan adalah aktualisasi diri dan bahkan pragmatis kepengurusan saja.
Dalam kontek ini, bagaimana tauhid gerakan jangan hanya di dekatkan ke intelektual terhadap iman, melainkan yang lebih penting adalah bagaimana ditekankan pada iman tindakan, dalam dunia dan sejarahnya yang memberi motivasi terhadap kader PMII dan sejarah dunia ini.
Bagaimana teologi gerakan dapat mengkontruksikan masyarakat yang ideal, masyarakat yang jauh dari kekerasan dan mendapatkan perlindungan. Yang terjamin melalui nilai-nilai universal keilahian, tanpa kekerasan.
Dengan begitu, setiap kader PMII itu selalu ‘saleh ritual’ sekaligus ‘saleh sosial’. Secara individual, kader PMII melalui perjuangan melahirkan kreatifitas, mencipta, menebarkan kesejahteraan maupun menciptakan masyarakat yang otonom, dan tidak mudah digiring oleh kekuatan hegemonik, baik antar sesama manusia ataupun dalam bentuk kebendaan.
Upaya teologi gerakan tak hanya menciptakan kader yang mempunyai semangat untuk menjalankan tugas keorganisasian, energy dan semangat yang statis, akan tetapi yang terpenting bagaimana terciptanya sholeh sosial tersebut. Yang lebih dipentingkan oleh masyarakat adalah terciptanya kedamaian dan kesejahteraan karena selama ini,masyarakat di jadikan korban ketidak adilan dan penindasan.
Sekali bendera berkibar, hentikan ratapan dan tangisan karna mundur adalah sebuah bentuk pnghianata.
Tangan Terkepal dan Maju Kemuka !!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar