PMII KOMUNIS

PMII KOMUNIS
Mundur Satu Langkah Adalah suatu bentuk penghianatan

Rabu, 28 November 2012

Disparitas Kesejahteraan Rakyat Dan Pertumbuhan Ekonomi Nasional !!



oleh : Miski Almaduri (pelayan umum PMII UNISMA)
Setiap 5(lima) tahun sekali pemerintahan silih berganti, pertanyaan yang mendasar adalah sejahterakah rakyat di negeri yang tanah surga, katanya? Pertanyaan tersebut patut dikemukakan sebab hampir di setiap rezim pemerintahan, jargon kesejahteraan selalu diusungnya. Bahkan hal tersebut selalu digunakan untuk membius pikiran dan keinginan rakyat agar selaras dengan kemauan pemerintah.
Bagi pemerintah ketika pertanyaan tersebut terlontar pastinya mengatakan “sudah” namun  sebagian rakyat menjawabnya “belum”. Badan pusat statistik (BPS) mengatakan bahwa Pada tahun 2012 jumlah penduduk miskin Indonesia masih tinggi yaitu kisaran 30 juta orang, paling banyak di pulau jawa (16,1 juta). Jumlah ini lebih banyak dari total penduduk Malaysia (28,3 juta) dan Australia (21,5 juta). Lalu bagaimana cara mengukur indicator kesejahteraan rakyat, Banyak teori menilai untuk mengukur kesejahteraan masyarakat salah satunya adalah Indeks Pembangunan Masyarakat (IPM) yang mencantumkan tiga indikator yaitu pendidikan, kesehatan dan daya beli masyarakat.
Pendidikan
Cara melihat tingkat pendidikan suatu negara minimal dengan dua indikator yaitu angka melek huruf dan lama melanjutkan pendidikan. Saat ini terlihat di tiga wilayah saja angka buta huruf masih tinggi, Jawa Tengah 15,2%, Jawa Timur 18,7% dan Jawa Barat 7,8% dari fakta ini terlihat masih banyak masyarakat yang belum memperoleh akses pendidikan. Hal ini juga mencerminkan kualitas masyarakat Indonesia masih rendah sehingga tidak aneh bila dibandingkan dengan negara lain pendidikan Indonesia di posisi belakang.
Kesehatan
Tingkat kesehatan rakyat sebuah negara dapat dilihat dari angka umur harapan hidup (UHH). Tahun 2000 UHH rakyat Indonesia 65,6 tahun dan pada tahun 2008 naik menjadi 70, ini mencerminkan tingkat kesehatan masyarakat mengalami perbaikan. Namun secara internasional UHH rakyat Indonesia masih rendah. Pada tahun yang sama UHH rakyat Thailand 69,9 tahun, Malaysia 72,2 tahun, Singapura 77,4 tahun dan Jepang 80,8 tahun. Mengapa UHH indonesia rendah yang berarti tingkat kesehatannya belum baik, hal ini disebabkan beberapa hal, antara lain rendahnya akses pelayanan kesehatan, rendahnya akses air bersih, rendahnya gizi balita, mewabahnya penyakit menular dan lambannya penanganan kematian ibu melahirkan.
Daya beli Masyarakat
Pendapatan perkapita adalah besarnya pendapatan rata-rata penduduk di suatu negara, yang diperoleh dari hasil pembagian pendapatan nasional suatu negara dengan jumlah penduduk negara tersebut. Biasanya, pendapatan perkapita sering disebut dengan produk domestik bruto (PDP) perkapita. Bagi Indonesia, pendapatan perkapita sebesar US$3.716 pada akhir tahun 2011, merujuk pengumuman Program Pembangunan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNDP), mencerminkan tingkat pendapatan yang mencapai Rp3 juta lebih sebulan bagi setiap penduduk Indonesia.
Di lain sisi pertumbuhan ekonomi Indonesia yang pada tahun 2011 mencapai 6,5 % dan target 2012 mencapai 6,8%, pertumbuhan ekonomi Indonesia termasuk salah satu terbaik di asia pasifik setelah China dan India. Akan tetapi, pertumbuhan ekonomi tersebut tidak dibarengi dengan berkurangnya angka kemiskinan di Negara ini.
Disparitas antara  kesejahteraan  rakyat yang belum terpenuhi  dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia merupakan hal yang tidak wajar, apa penyebab terjadinya gap  tersebut? Secara logika “jika pertumbuhan ekonomi semakin membaik seharusnya kesejahteraan rakyat cepat terwujud dan terpenuhi, karena pertumbuhan ekonomi suatu Negara di buktikan dengan berkurangnya rakyat miskin dan meningkatnya komsumsi masyarakat”.     

Tidak ada komentar:

Posting Komentar