oleh : Miski Almaduri (pelayan umum PMII UNISMA)
Setiap
5(lima) tahun sekali pemerintahan silih berganti, pertanyaan yang mendasar
adalah sejahterakah rakyat di negeri yang tanah surga, katanya? Pertanyaan tersebut patut dikemukakan sebab hampir di
setiap rezim pemerintahan, jargon kesejahteraan selalu diusungnya. Bahkan hal
tersebut selalu digunakan untuk membius pikiran dan keinginan rakyat agar
selaras dengan kemauan pemerintah.
Bagi
pemerintah ketika pertanyaan tersebut terlontar pastinya mengatakan “sudah”
namun sebagian rakyat menjawabnya “belum”.
Badan pusat statistik (BPS) mengatakan bahwa Pada tahun 2012 jumlah penduduk
miskin Indonesia masih tinggi yaitu kisaran 30 juta orang, paling banyak di
pulau jawa (16,1 juta). Jumlah ini lebih banyak dari total penduduk Malaysia
(28,3 juta) dan Australia (21,5 juta). Lalu bagaimana cara mengukur indicator
kesejahteraan rakyat, Banyak teori menilai untuk mengukur kesejahteraan
masyarakat salah satunya adalah Indeks Pembangunan Masyarakat (IPM) yang mencantumkan tiga indikator yaitu pendidikan, kesehatan
dan daya beli masyarakat.
Pendidikan
Cara
melihat tingkat pendidikan suatu negara minimal dengan dua indikator yaitu
angka melek huruf dan lama melanjutkan pendidikan. Saat ini terlihat di tiga
wilayah saja angka buta huruf masih tinggi, Jawa Tengah 15,2%, Jawa Timur 18,7%
dan Jawa Barat 7,8% dari fakta ini terlihat masih banyak masyarakat yang belum
memperoleh akses pendidikan. Hal ini juga mencerminkan kualitas masyarakat
Indonesia masih rendah sehingga tidak aneh bila dibandingkan dengan negara lain
pendidikan Indonesia di posisi belakang.
Kesehatan
Tingkat
kesehatan rakyat sebuah negara dapat dilihat dari angka umur harapan hidup
(UHH). Tahun 2000 UHH rakyat Indonesia 65,6 tahun dan pada tahun 2008 naik
menjadi 70, ini mencerminkan tingkat kesehatan masyarakat mengalami perbaikan.
Namun secara internasional UHH rakyat Indonesia masih rendah. Pada tahun yang
sama UHH rakyat Thailand 69,9 tahun, Malaysia 72,2 tahun, Singapura 77,4 tahun
dan Jepang 80,8 tahun. Mengapa UHH indonesia rendah yang berarti tingkat
kesehatannya belum baik, hal ini disebabkan beberapa hal, antara lain rendahnya
akses pelayanan kesehatan, rendahnya akses air bersih, rendahnya gizi balita,
mewabahnya penyakit menular dan lambannya penanganan kematian ibu melahirkan.
Daya beli
Masyarakat
Pendapatan
perkapita adalah besarnya pendapatan rata-rata penduduk di suatu negara, yang
diperoleh dari hasil pembagian pendapatan nasional suatu negara dengan jumlah
penduduk negara tersebut. Biasanya, pendapatan perkapita sering disebut dengan
produk domestik bruto (PDP) perkapita. Bagi Indonesia, pendapatan perkapita sebesar
US$3.716 pada akhir tahun 2011, merujuk pengumuman Program Pembangunan
Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNDP), mencerminkan tingkat pendapatan yang
mencapai Rp3 juta lebih sebulan bagi setiap penduduk Indonesia.
Di
lain sisi pertumbuhan ekonomi Indonesia yang pada tahun 2011 mencapai 6,5 % dan
target 2012 mencapai 6,8%, pertumbuhan ekonomi Indonesia termasuk salah satu
terbaik di asia pasifik setelah China dan India. Akan tetapi, pertumbuhan
ekonomi tersebut tidak dibarengi dengan berkurangnya angka kemiskinan di Negara
ini.
Disparitas
antara kesejahteraan rakyat yang belum terpenuhi dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia merupakan
hal yang tidak wajar, apa penyebab terjadinya gap tersebut? Secara logika “jika pertumbuhan
ekonomi semakin membaik seharusnya kesejahteraan rakyat cepat terwujud dan
terpenuhi, karena pertumbuhan ekonomi suatu Negara di buktikan dengan
berkurangnya rakyat miskin dan meningkatnya komsumsi masyarakat”.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar