PMII KOMUNIS

PMII KOMUNIS
Mundur Satu Langkah Adalah suatu bentuk penghianatan

Rabu, 28 November 2012

“Kekerasan Dalam Agama, Demi Menjaga Eksistensi Hati Nurani Bangsa”


Oleh : Abd Rohim (Waka II PMII UNISMA)
gambaran umum diskusi rutinan

Pada dewasa ini banyak pemicu terkait kekerasan dalam agama serta maraknya kekerasan dalam bebagai faktor persoalan yang ada di bangsa ini, oleh karenanya masalah ini di timbulkan dengan rasa ketidak saling mengertian dalam menjaga keharmonisan agama, agama sebenarnya sebagai pendorong dalam kehidupan kita bersama, demi mewujudkan suatu keharmonisan dalam beragam budaya yang ada, hal inilah sangat krusial dalam menjaga eksistensi berbagai agama, agama yang satu dengan agama yang lain itu “sama”, tapi yang menbedakan yaitu “subtansi” dari agama tersebut.
Sebenarnya, bangsa Indonesia adalah bangsa yang sangat toleran dan mampu menghormati perbedaan, apapun latar perbedaan itu. Luas wilayah Nusantara “yang panjangnya saja hampir sama dengan daratan Eropa” dengan aneka suku, bahasa, dan agama, setidaknya menjadi bukti, bahwa kita memang rela hidup bersama dalam perbedaan. Kalau tidak, maka kita tidak bisa mampu bertahan selama ini. Kita memang pantas khawatir dengan keutuhan terhadap bangsa tercinta ini.
Faktor lain yang menjadi pemicu adalah alasan (kecendrungan)  keagaman yang berbeda. Sebut saja misalnya kasus sampang, jawa timur, karena merasa ada sebagian anggota masyarakatnya yang berbeda ssedikit dalam pola keyakinan dan tata cara ibadah, maka kelompok massa yang sudah terprovokasi itu lantas melakukan pembakaran atas sebuah pesantren dan beberapa rumah milik masyarakat yang masih sedesa. Mengingat tingginya kecendrungan masyarakat untuk mentuangkan (mengekspresikan) kemarahan dengan cara-cara kekerasan belakangan ini. Kita ingat misalnya, hal serupa telah beberapa kali terjadi di bangil atau kasus ambon dan poso yang dilatar belakangi oleh perbedaan agama.
Menilik peristiwa-peristiwa di atas secara lebih cermat sebagaimana telah mafhum bagi semua. Mustahil kita memperoleh pembenarannya dari teks-teks keagamaan, dalam agama dan mazhab atau aliran manapun, penggunaan kekerasann bukanlah pilihan, bukan pilihan pertama yang harus diambil. Dalam islam. misalnya, Sang Nabi SAW sangat mengedepankan dirinya sebagai rahmat bagi semesta alam. Begitu juga dengan agama-agama lain.
Bagaimanapun caranya, mustahil bangsa ini terbentuk, bahkan bangsa ini telah menjadi harga mati dan pluralism adalah jaminannya. Tidak akan terwujud sebuah Negara kesatuan dengan islam, islam, Kristen, Katolik, Hindu, dan Budha didalamnya tanpa ada tenggang rasa antar umat beragama. Hal inilah pentingnya saling menjaga satu sama lain dalam kehidupan beragama, demi menjaga tali solidaritas serta mensolidkan keberadaan bangsa tercinta ini.

“Selamat membaca sahabat”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar