PMII KOMUNIS

PMII KOMUNIS
Mundur Satu Langkah Adalah suatu bentuk penghianatan

Selasa, 24 November 2015

Merekonstruksi Pendidikan Berbasis Multikultural

Bangsa Indonesia dikenal sebagai bangsa yang demokratis. Meski demokratis itu sempat terkurung dan dikebiri masa Orde Baru. Hak-hak warga Negara selama 32 tahun disumbat dan dikekang oleh pemerintah. Setelah arus “reformasi” bergulir, yang lebih bertedensi pada kebebasa rakyat ibarat air yang mengambil istilah Norcholis Majid yang semula tersumbat kemudian dibuka, air keras kontan meyerobot keluar. Cita-cita reformasi kini nampaknya mengalami kemacetan dalam pelaksanaannya, ada baiknya digulirkan kembali. Alat penggulir bagi proses-proses reformasi ssebaiknya secara model dapat dioperasionalkan dan dimonitor, yaitu mengaktifkan model multikulturalisme untuk meningkatkan masyarakat yang majemuk dan secara bertahap memasuki masyarakat multikultural Indonesia. Sebagai model, maka masyarakat multikultural Indonesia adalah sebuah masyarakat yang berdasarkan pada ideologi multikulturalme atau dengan kata Bhinneka Tunggal Ika yang multikultural, yang melandasi corak struktur masyarakat Indonesia pada tingkat nasional dan lokal. Indonesia, seperti anggapan banyak orang mengandung muatan yang syarat kemajemukan, maka pendidikan multicultural menjadi sangat strategis untuk dapat mengelola kemajemukan secara kreatif, sehingga konflik yang muncul sebagai dampak dari tranformasi dan refomasi sosial dapat dikelola secara cerdas dan menjadi bagian dari pencerahan kehidupan bangsa ke depan melalui pendidikan. Secara definisi, dalam Garis Besar Haluan Negara (GBHN) tahun 1973, bahwa pendidikan pada dasarnya merupakan suatu usaha yang didasari untuk dikembangkan kepribadian dan kemampuan manusia yang dilaksanakan didalam maupun diluar sekolah/perguruan tinggi, dan berlangsung seumur hidup. Pendidikan multikultural adalah cara penanaman cara hidup mengghormati, tulus, dan toleran terhadap keanekaragaman budaya yang hidup di tengah-tengah masyarakat plural. Dengan pendidikan multikultural , diharapkan adanya kelenturan mental bangsa menghadapi benturan konflik sosial, sehingga persatuan bangsa tidak mudah patah dan retak. Pendidikan multikultural sangat penting untuk diterapkan guna meminimalisir dan mencegah terjadinya konflik dibeberapa daerah. Melalui pendidikan berbasis multikultural, sikap dan mindset (pemikiran) pelajar/mahasiswa akan terbuka untuk memahami dan mengahargai keberagaman. Dengan pengembangan model pendidikan berbasis multikultural, diharapkan mampu menjadi salah satu metode efektif meredam konflik. Selain itu, pendidikan multikultural bisa menanamkan sekaligus mengubah pemikiran peserta didik untuk benar-benar tulus menghargai keberagaman etnis, agama, ras, dan antar golongan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar