PMII KOMUNIS

PMII KOMUNIS
Mundur Satu Langkah Adalah suatu bentuk penghianatan

Kamis, 05 November 2015

MINIMNYA KETERLIBATAN PEMUDA

Diera modern sekarang ini peran Pemuda sangat dibutuhkan dalam mengawal proses politik yang santun, jujur, dan memberikan pendidikan yang positif bagi masyarakat luas bahwa politik itu bukanlah hal yang kotor. Peran pemuda sejak negeri ini masih dijajah hingga saat ini selalu memiliki gairah dalam mendorong gerakan politik alternatif yang bersifat membangun. Pemuda adalah tulang punggung bangsa yang diharapkan oleh semua kalangan agar mampu memperbaiki masa depan negara. Sejarah mencatat, peran politik pemuda mampu berkontribusi yang lebih dalam merubah roda sejarah, seperti contoh perkumpulan Boedi Oetomo, Sumpah Pemuda pada tanggal 28 oktober, gerakan perjuangan membela kemerdekaan, sampai pada gerakan reformasi tahun 1998 yakni meruntuhkan rezim orde baru adalah jerih payah pemuda yang berhasil membuat zaman terus bergerak menjadi lebih baik. Dalam setiap generasinya, pemuda memang memiliki peran yang sangat sentral dalam mendobrak kebuntuan politik hingga sekarang. Sebagaimana hari ini, bangsa kita masih perlu untuk mendapatkan sentuhan idealisme dan daya kritis yang solutif dimana peran pemuda dalam mengawal proses transisi demokrasi ditingkat lokal, seperti Pilkada sangatlah penting. Ironisnya, pemuda hari ini menganggap politik itu adalah hal yang kotor, menjijikan, sehingga para pemuda masih mengasingkan diri dalam dinamika politik lokal di Indonesia. Hal ini juga terjadi, karena anggapan kaum muda masa kini tentang praktik politik adalah kegiatan yang membosankan, membingungkan dan harus dihindari. Padahal, keterlibatan pemuda dalam politik memiliki kekuatan laten yang patut dibangkitkan diberbagai daerah negeri ini. Saya terinspirasi dengan perkataan Bertolf Brecht (seorang penyair dan penulis naskah drama yang berasal dari Jerman), yakni “Buta yang terburuk adalah BUTA POLITIK, dia tidak mendengar, tidak berbicara, dan tidak berpartisipasi dalam peristiwa politik. Dia tidak tahu bahwa biaya hidup, harga kacang, harga ikan, harga tepung, biaya sewa, harga sepatu dan obat, dan lain-lain, semua tergantung pada KEPUTUSAN POLITIK. Orang yang BUTA POLITIK begitu bodoh sehingga ia bangga dan membusungkan dadanya mengatakan bahwa ia membenci politik. Dia tidak tahu bahwa dari kebodohan politiknya sehingga lahirlah pelacur, anak terlantar dan pencuri terburuk dari semua pencuri, politisi buruk, rusaknya perusahaan nasional dan multinasional”. Dari kutipan diatas sangat jelas mengenai sehat tidakya perekonomian suatu bangsa, maju serta mundurnya sebuah negara itu semua karena politik, maka dari itu sudah saatnya pemuda hari ini untuk berani mengambil resiko untuk belajar dan terjun kedunia politik. Opini yang sering digiring oleh pemuda yang apatis terhadap politik saat ini yakni dengan melihat hiruk pikuknya perpolitikan nasional kita yang sarat akan korupsi, sehingga mereka katakan terjun kedunia politik berarti kita menjadi bagian dari mereka yang korupsi, sehingga mereka lebih memilih untuk tidak masuk kedalam dunia politik. Ketika kita apatis melihat realita yang ada seharusnya kita sebagai kaum muda pergerakan harus optimis untuk merubahnya, kalau bukan pemuda saat ini siapa lagi?, apa perlu harus menunggu tua dulu?, saya rasa tidak. Sudah saatnya kaum muda bergerak untuk merubah itu semua, dari tidak baik menjadi baik, dari apatis menjadi optimis. Jangan berharap perubahan itu seperti membalikan telapak tangan tapi perubahan itu butuh proses, jadilah kaum muda yang menjadi pelopor dalam kehidupan bernegara, menjadi contoh serta panutan bagi masyarakat luas. Ingat yang perlu dicatat oleh pemuda saat ini adalah Masyarakat masih membutuhkan para pemuda yang memiliki kematangan intelektual, kreatif, percaya diri, inovatif, memiliki kesetiakawanan sosial dan semangat nasionalisme yang tinggi dalam pembangunan nasional. Pemuda diharapkan mampu bertanggung jawab dalam membina kesatuan dan persatuan NKRI, serta mengamalkan nilai-nilai yang ada di dalam pancasila agar terciptanya kedamaian, kesejahteraan umum, serta kerukunan antar bangsa. Sudah saatnya para pemuda untuk tidak buta akan politik, tapi bagaimana mereka kedepanya akan menjadi bagian dari itu semua untuk menjadi indonesia sebagai negara yang bermartabat dimana sang ibu pertiwi bangga dengan anak cucunya. Teringat wasiat yang disampaiakn oleh Bung Karno kepada kaum muda saat rapat akbar Gerakan Siswa Nasional Indonesia (GSNI) pada 1965: Hari kemudian Indonesia bukan di tangannya Bung Karno thok… Hari kemudian Indonesia adalah terutama sekali di dalam tangannya pemuda-pemudi, yang hidup di zaman sekarang. Di segala lapangan, aku minta engkau betul-betul pemuda Indonesia yang gilang gemilang!. Begitu besar harapan dari sang proklamator bangsa ini, Bung Karno kepada kaum muda agar terlibat aktif membangun negeri ini, untuk itu kita sebagai pemuda mari bersama-sama berkontribusi yang positif untuk menjadi pelaku sejarah dengan keterlibatan kita dalam perpolitikan nasional. Oleh:Amran Umar Ketua PMII Komisariat Unisma 2015-2016

Tidak ada komentar:

Posting Komentar