Kita hidup Di era globalisasi yang memang banyak memberikan informasi
yang bermanfaat bagi semua kalangan masyarakat, tapi tidak sedikit juga kemudharatan yang timbul dan justru meresahkan
dan mengancam kenyamanan masyarakat lokal dan sekaligus menjadi tantangan bagi
kita semua untuk bagaimana menyikapinya. Bangsa kita saat ini memang sangat
luar biasa karena selama bertahun tahun dengan penduduk yang jumlahnya mencapai 250 juta jiwa tetap hidup rukun dan
menjunjung tinggi Negara kesatuan republik Indonesia dimana didalamnya terdapat
berbagai macam suku, agama, bahasa, ras, adat istiadat dan sebagainya. .
Akhir-akhir ini banyak
pemikiran-pemikiran yang masuk dari luar dan justru itu merupakan pemikiran radikal
yang mengancam eksistensi NKRI dan tidak disadari opini yang mereka bangun kita telan mentah-mentah tanpa memahaminya terlebih dahulu, sehingga
banyak masyarakat yang terjebak mengikuti keinginan mereka sehingga sikap saling
membenci antara satu dengan yang lainya hanya karena berbeda pemahaman atau
keyakinan dan mengedepankan egosentris dengan mengatakan kepercayaan merekalah
yang paling benar. Saat ini harus kita akui
kebersamaan atau gotong royong yang dibangun dan digagas oleh nenek
moyang kita dulu seakan telah hilang oleh kemajuan jaman dan kini yang ada rasa
intoleransilah yang semakin kuat. dalam menjalani kehidupan sosial di
masyarakat seorang individu memang dihadapkan dengan beragam kultur, suku,
agama dan ras tapi itu bukan merupakan halangan bagi kita untuk saling
berinteraksi untuk hidup bersama dan saling menghormati satu sama lainya.
Saya teringat dengan apa yang dikatakan oleh almarhum Gus Dur
yakni “keindonesiaan adalah ketika
agama-agama atau keyakinan yang hidup di Indonesia berdiri sejajar dan memiliki
kontribusi yang sama terhadap negeri”. Bayangkan kalau kita memahami dan
mengimpementasikan apa yang disampaikan oleh beliau begitu besar dan kuatnya Indonesia
ketika yang dikedepankan adalah kebersamaan dan kita yakin Negara kita tidak
akan goyah oleh pemikiran-pemikiran radikal oleh pihak luar. Untuk membangun
dan mengembangkan toleransi dalam kehidupan sehari-hari memang tidak mudah, perlu
melakukan berbagai hal yang digunakan melalui pendekatan-pendekatan yakni
pendekatan sistem sosial dimasyarakat dan pendekatan melalui budaya bahwa kita
memiliki budaya sendiri yakni budaya ketimuran yang mengedepankan sopan santun
dan saling menghargai. Mengembangkan toleransi dengan pendekatan yang demikian
dimaksudkan agar hubungan antar individu dari berbagai komunitas tetap harmonis
dan mengedepankan kesadaran bahwa kita adalah makhluk sosial yang saling
membutuhkan, serta mari kita bangun kembali semangat kebersamaan bahwa
perbedaan itu indah.
*Oleh: Amran Umar-Sekretaris di Pergerakan Mahasiswa Islam
Indonesia (PMII), Komisariat Universitas Islam Malang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar